BERANDA

Minggu, 26 Februari 2012

Pengaruh Budaya Terhadap Masa Depan Bangsa, Kokoh dan Rapuhnya Budaya, Adalah Refleksi Masa Depan Bangsa

Sumedang, AWI Sumedang
Repleksi dari manfaat budaya dengan masa depan generasi bangsa kadang untuk sebagian orang dianggap remeh dan beranggapan tidak ada kaitan kuat dengan masa depan keberada
an negara.
Disadari atau tidak, dari waktu kewaktu bangsa ini makin rapuh. Kekokohan budaya yang menjadi ciri bangsa ini makin terkikis oleh masuknya (interaksi) budaya asing kedalam pola hidup anak bangsa ini, masih mending kalau perubahan didukung oleh tingginya tingkat sumber pendapatan dan pengetahuan sehingga perubahan tidak mengganggu bagian lain diluar dirinya. Namun, apabila tidak, maka ketidakseimbangan ini akan berdampak negatif dan berpotensi besar merusak masa depan.
Dikatakan Ketua Padepokan Bandungan, Eyang Tiow (Mas Tiow Winata), ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (9/2) lalu, “Kami sengaja melaksanakan kegiatan rutin seperti ini setiap tahun sekali. Hal berangkat dari rasa peduli pada penyelamatan nilai dan budaya Bangsa ini agar budaya yang bermakna sebagai salah satu budaya yang mewarnai perjalanan pola hidup bangsa selama ini, khususnya suku sunda. Seperti pembersihan dan pemeliharaan pusaka yang juga ada dalam paket acara malam ini. Ritual menggambarkan bahwa kita harus selalu ingat tentang keberadaan diri kita sebagai orang sunda yang harus memelihara diri dengan selalu membersihkan diri dari prilaku dan pemikiran kotor, sehingga dari waktu kewaktu kita harus semakin bermanfaat dan dibutuhkan oleh orang lain dalam peranaanya masing-masing.”
Mas Tiow, selain seorang sepiritual, ahli pengobatan serta kegiatan ritual kebatinan berbagai kebutuhan, dia juga seorang pendakwah dibeberapa Masjid Sumedang.
Kemudian lanjut Mas Tiow, saat ditemui ditempat tinggalnya, Dusun Cisasak, Desa Pajagan Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, seusai gelar acara Maulid yang dihadiri oleh tamu dari berbagai wilayah baik dari Kabupaten Sumedang dan juga dari luar Kabupaten,
 “Seperti yang anda lihat sendiri, hari ini tamu yang datang bukan hanya dari kota kita yang tercinta saja, ada juga tokoh dan artis-artis dari luar daerah. Hal ini menambah keyakinan kita bahwa potensi gelar budaya seperti ini dapat menjadi media sosialisasi untuk menyampaikan bagaimana seharusnya kita hidup sebagai anak bangsa. Gelar budaya ini juga tidak lepas dari ajaran yang sesuai dengan syariat Islam. Seperti pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, tawasulan/hadhoroh, salawat nabi dan do’a bersama. Sedang untuk pusaka, lebih cenderung pada pengahargaan pada nilai-nilai sejarah warisan bangsa yang harus dilestarikan oleh kita semua. Apalagi, kedepan Insya Allah Bendungan Waduk Jatigede akan segera jadi, maka, kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan terkait dengan perubahan segala potensi yang akan terjadi dengan hadirnya berbagai kegiatan dilingkar kehidupan masyarakat, semoga setiap perubahan selalu menjadi berkah bagi kita semua.” (TS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar